Mengiku langkah yang diambil oleh masyarakat dan pemerintah untuk mengembangkan sikap an korupsi, beberapa Perguruan Tinggi mengambil inisia f mengembangkan bahan ajar mengenai korupsi. Selain dibangun sebagai mata kuliah tersendiri dengan pelbagai macam nama, pengembangan sikap korupsi juga dibahas dalam mata kuliah lain seper e ka profesi, agama, kewarganegaraan, dan Pancasila.
Apa pun usaha yang dilakukan oleh Perguruan Tinggi, pengembangan sikap an korupsi harus diapresiasi dan didukung semua pihak. Bersama pemerintah dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang selama ini mengatasi korupsi melalui usaha pencegahan, sosialisasi ndak pidana an korupsi, dan pembentukan masyarakat an korupsi, Perguruan Tinggi dapat mengembangkan dan meningkatkan usaha yang sudah dilakukan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan dasar seper : Apa sebenarnya akar korupsi? Bagaimana korupsi dapat dicegah? Bagaimana diskursus e ka dibangun di kalangan komunitas akademis, baik darisegi konten danmetode? Darimana diskursusseper itu dimulai?
Buku ini dirancang dengan pengandaian bahwa Perguruan Tinggi sudah
memiliki mata kuliah e ka profesi di masing-masing jurusan dengan konteks permasalahan yang berbeda-beda. Kitamengenal misalnya e ka bisnis, e ka poli k, e ka hukum, e ka rekayasa teknik, e ka profesi psikolog, bioe ka untuk kedokteran, bioe ka untuk teknobiologi, e ka peneli an, e ka pendidikan. Selain itu, diandaikan juga prinsip-prinsip tata kelola umum implisit atau eksplisit dibicarakan dalam konteks dan materi yang berbeda- beda. Prinsipprinsip yang dimaksud adalah transparansi, akuntabilitas, tanggungjawab, kemandirian, keadilan, kepedulian, solidaritas, dan pluralitas. Prinsip-prinsip ini menjadi dasar bagi ndakan profesional sehingga profesi dan komunitas profesi dapat dipercaya klien danmasyarakat.
Diskusi e ka profesi menjadi pen ng karena di balik keahlian yang dimiliki profesional terdapat kesempatan melakukan ndakan manipulasi, pemerasan, suap, dan bahkan penipuan. Para profesional harus yakin bahwa ia harus mengenal ‘baju’ e ka profesi agar mereka layak dipercaya klien dan masyarakat.Mereka juga harusmenghindarkan diri dari ndak pidana korupsi dengan prinsip-prinsip e s yangmereka yakini dan bicarakan.
Sebagai misal, berdasarkan prinsip bebas dari konflik kepen ngan, se ap profesional menger bahwa ia dak boleh menerima gra fikasi dan suap. Karena itu, para profesional harus menjawab pertanyaan sederhana ini: siapakah ia sebenarnya sehingga ia wajib mempertahankan kepercayaan klien dan masyarakat? Pertanyaan ini menarik perha an karena kapasitas keahlian seorang profesional seharusnya berjalan bersamaan dengan kapasitasnya sebagai manusia. Inilah yang membuat integritas menjadi profesi, tetapi juga sebuah ndakan yang buruk dari segi mutu
Buku E ka An korupsi ini dimaksudkan menjadi salah satu bahan ajar dalam mata kuliahe ka profesi.Buku inimenjelaskan korupsi denganmodusmudus yang terkenal seper gra fikasi dan suap di mana konflik kepen ngan dapat terjadi. Selain itu, buku ini berusaha menjelaskan faktor-faktor yang bisa mencetus prak k-prak k korupsi. Dalam hal ini pelbagai macam faktor akan memberikan penjelasanmengapa orangmuda terjebak dalam ndak korupsi. Diskusi mengenai modus dan faktor-faktor korupsi tersebut, buku ini secara mendasar membangun penalaran e s an korupsi dengan dua pendekatan. Pertama, pendekatan e ka profesi. Pendekatan ini menjelaskan bahwa korupsi melawan prinsip-prinsip e ka profesi seper tanggungjawab, otonomi, keadilan yang sebenarnya secara tegas sudah tersirat dalam janji publik profesi. Kedua, pendekatan e ka keutamaan. Pendekatan ini secara mendasar menjawab pertanyaan, siapakah saya sehingga harus melawan korupsi. Integritas pribadi menjadi jawaban atas semua usaha tersebut. Tak ada nilai lebih nggi dari usaha pemberantasan korupsi, gra fikasi, dan suap selain dari menjunjung rasa hormat pada martabat diri kita sendiri sebagai
manusia terhormat yang memiliki integritas. Dengan mengiku argumentasi yang dibangun buku ini, e ka an korupsi dapat dilihat sebagai sebuah kri k atas korupsi dalam refleksi prinsip-prinsip e ka yaitu integritas, kepen ngan publik,tanggung jawab, keterbukaan, dan keadilan.
Sebagai bahan ajar di Perguruan Tinggi, diskusi mengenai e ka an korupsi ini memilikitujuan sebagai berikut:
1. Agar mahasiswamemiliki kesadaran tentang suap dan gra fikasisebagai modus korupsi. Yang dimaksud kesadaran di sini lebih dari sekedar pengetahuan tentang suap, gra fikasi, korupsi, dan akar-akar korupsi. Dengan mendiskusikan akar-akar korupsi dan konteks sosialnya, mahasiswa diajak untuk membangun niat dan kehendak untuk mengubah dirinya sendiri sebagai mahasiswa yang an korupsi. Untuk tujuan ini, diskusi mengenai gra fikasi sebagai akar korupsi dan masalah moral ndakan korupsimenjadi bab pertama buku ini.
2. Agar mahasiswa membangun sikap moral berdasarkan prinsip-prinsip e ka profesi untukmenolak korupsi. Sikapmoral yang dimaksudmelipu sikap kri s terhadap norma sosial yang secara potensial mendukung bertumbuhnya prak k korupsi. Untuk itu diskusi tentang e ka an korupsi dan e ka profesi pada bab kedua dan ke ga buku ini dapat membantumendorong sikap an korupsi baik darisegi e kamaupun dari segi profesi.
3. Agar mahasiswa berkomitmen dan secara prak s menolak gra fikasi, suap, dan korupsi. Tahap ini perlu agar mahasiwa memiliki sebuah program aksi untuk dak terlibat dalam ndakan korupsi. Pembebasan diri sendiri dari korupsi dapat menjadi awal bagi pembebasan masyarakat dari ndakan ndakan korup f (gerakan pembebasan).
Untuk tujuan ini sebuah diskusi tentang integritas di bab empat dankasus-kasus korupsi pada bab lima dapat mens mulasi mahasiswa untuk menolak korupsi.
Berdasarkan tujuan tersebut, buku pegangan ini dak berhen menjawab pertanyaan quid fac (sekedar mengetahui fakta-fakta korupsi dan prinsipprinsip e ka an korupsi) dan pada pertanyaan quid iuris (apa yang saya tahu itu benar), tetapi harus sampai pada kehendak untuk berani menolak korupsi. Pengetahuan mengenai korupsi, sebab-sebabnya serta e ka an korupsi bukan dak pen ng. Pengetahuan tentang fakta korupsi, faktor-faktor mbulnya korupsi, serta bagaimana KPK berusaha dengan segala cara menghadapi masalah korupsi di Indonesia dapat membantu mahasiswa untuk priha n dengan kenyataan masyarakat Indonesia yang berjuang melawan korupsi. Tetapi pengetahuan dimaksud harus diiku dengan pemikiran bahwa korupsi bukanlah fakta di luar diri manusia. Ia berakar pada kenyataan manusia yang harus diteli dengan cermat: bagaimana cara-cara efek fmenangani korupsi, apa akibat korupsi bagi hidup manusia danmoralmanusia. Dari kedua usaha tersebut, langkah berikut yang harus diambil adalahmembangun kehendak untuk ber ndak prak smenolak korupsi. Keberanian untuk menolak korupsi perlu dilihat sebagaisebuah cara prak s untuk menjawab pertanyaan pen ng mengenai kebenaran hidup sebagai kemanusiaan.
Untuk maksud tersebut, buku ini disusun sedemikian rupa sehingga se ap pembaca dapat membangun refleksi e s atas korupsi. Apa yang dibangun dalam buku ini dapat dijadikan model membangun refleksi e s. Langkah ini diambil karena sesuai dengan karakter e ka sebagai cabang filsafat.
Bahan ajar yang dibahas di sini sebaiknya digunakan dalam proses diskursif kri s. Ar nya, ada diskusi di antara peserta yang terlibat di dalamnya. Diskusi tersebut dak sekedar mengungkapkan apa yang diketahui dan dialami oleh se ap peserta, tetapi melihat apa yang sebenarnya terjadi dan bagaimana melihatnya dari sudut e ka. Ke ka mendiskusikannya dari perspek f e ka, sikap yang harus dihindari adalah dogma sme, ar nya sekedar menunjukkan kesesuaiannya dengan ajaran moral tertentu, tetapi harus kri s dalam ar melihatnya berdasarkan kriteria norma f e sseper keadilan, kejujuran, dan tanggung jawab.
Sangat diusulkanagar bukuini digunakansesuai dengantujuannya. Untuk itu beberapa langkah metode diskursif-kri s perlu diperha kan, misalnya, dibuatkan pertanyaan-pertanyaan pre-test untuk melihat sejauh mana mahasiswa memahami persoalan sekitar korupsi dan ndak pidana korupsi. Selanjutnya mendiskusikan dengan serius latar belakang sosial poli k, budaya, agamamengapa banyakorang terjebakdalam ndakankorup f, lalu bersama-sama menemukan solusi mengatasi korupsi berdasarkan prinsip-prinsip e ka: integritas, keadilan, kejujuran, dan tanggungjawab atas kerugian yang diakibatkan oleh ndakan korupsi. Lalu, membangun simulasi ndakan an korupsi dan diakhiri dengan semacam post-test tentang pemahaman, penyadaran, dan aksi an korupsi.Untukmaksud ini bab kelima, selain menyajikan kasus-kasus korupsi menjelaskan proses pengajaran e ka an korupsi dimaksud.
Silahkan baca buku ini disini